SEJAK ratusan atau ribuan tahun lalu yogurt diyakini sebagai
nutrisi kesehatan. Banyak orang mengkonsumsinya secara rutin. Selain
meningkatkan daya tahan tubuh, yogurt berkhasiat menurunkan kadar
kolesterol jahat dan menyembuhkan radang sendi.
Sejak Zaman Mesopotamia 5000 SM
Tak ada yang tahu pasti kapan dan bagaimana yogurt ditemukan. Neil R.
Gazel dalam Beatrice: From Buildup Through Breakup mencatat apa yang
sekarang dikenal sebagai yogurt mungkin sudah dikenal sejak zaman batu.
Ia sudah disebutkan dalam Iliad karya Homerus dan Injil. Sementara Don
Tribby dalam “Yogurt”, dimuat dalam buku The Sensory Evaluation of Dairy
Products karya Stephanie Clark, Michael Costello, Floyd W. Bodyfelt,
dan Maryanne Drake menyebut yogurt sudah ada sejak zaman Mesopotamia
sekira tahun 5000 SM, tanpa kesengajaan.
Kala itu para penggembala di Mesopotamia terbiasa membawa susu kambing
atau domba dalam kantong berbahan perut hewan –yang secara alami
mengandung enzim chymosin. Dalam beberapa jam susu menggumpal. Para
penggembala pun heran dan berpikir kualitas susu sudah menurun. Tapi
mereka tetap mengkonsumsinya. Lambat laun, mereka lebih suka susu beku
ketimbang susu murni nan segar.
Kefir dan Kumiss
Orang-orang di kawasan Kaukasus, Rusia, yang nomaden juga punya tradisi
memproduksi dan mengkonsumsi yogurt, yang mereka sebut kefir, sejak
berabad-abad silam. Karena bermanfaat bagi kesehatan, kefir memiliki
reputasi sebagai “minuman penyembuh” dan “hadiah dari para dewa”. Di
timur, orang-orang Mongolia menyebutnya kumiss. Jenghis Khan salah satu
yang paling gandrung makanan ini. Dia suka rasanya. Sampai-sampai dia
mengeluarkan perintah resmi agar pasukannya, dari jenderal hingga budak
terendah, mengkonsumsinya secara teratur. Setelah menaklukkan Mongolia
pada 1215, “Khan percaya bahwa sebagian keberhasilan militernya
dikaitkan dengan fakta bahwa pasukannya tetap kuat dan sehat dengan
mengkonsumsi produk bergizi, kumiss,” tulis Don Tribby.
Eropa Barat 1500 M
Eropa Barat baru mulai bersinggungan dengan yogurt pada 1500-an. Ini
berawal dari sakit diare kronis yang diderita Raja Prancis Francois I
dan tak sembuh-sembuh meski berulangkali berobat. Raja Suleiman I
mengirimkan seorang dokter dari Konstantinopel, Turki. Si dokter
memberikan ramuan yang terbuat dari fermentasi susu domba kepada
Francois I dan … sembuh. Francois I menyebarluaskan kemujaraban yogurt.
Orang-orang Eropa pun mulai mengenal yogurt.
Pada awal 1900-an yogurt mendapat perhatian global. Ini berkat jasa
bakteriolog Rusia Ilya Metchnikov yang mempublikasikan risetnya. Dia
meneliti panjangnya umur rata-rata orang etnis tertentu di Bulgaria.
Terpengaruh oleh Dr Stamen Grigorov, pakar mikrobiologi Bulgaria lulusan
Jenewa yang kali pertama menemukan bakteri yang jadi elemen dasar
pembentuk yogurt, lactobacillus bulgaricus, dia melakukan riset.
Hasilnya, dia mendapati bahwa rata-rata orang Bulgaria mengkonsumsi
yogurt ataupun produk-produk susu lainnya. “Dia menerima Hadiah Nobel
(Fisiologi atau Kedokteran tahun 1908) dan popularitas yogurt pun
meningkat secara signifikan,” tulis Don Tribby.
Kata Yogurt Berasal Dari Turki
Orang-orang Turki merupakan salah satu pengonsumsi awal yogurt. Sebelum
menetap di Semenanjung Anatolia, mereka adalah nomaden, “yang terpaksa
menyimpan susu perahan ternak mereka agar tak kelaparan,” tulis Ishtla
Singh dalam “Bahasa, Pikiran dan Representasi”, dimuat dalam Bahasa,
Masyarakat, dan Kekuasaan. Kutadgu Bilig karya Yusuf Has Hajib dan Diwan
Lughat al-Turk karya Mahmud Kashgari mencatat penggunaan yogurt oleh
mereka pada masa Abad Pertengahan. Kata “yogurt” sendiri berasal dari
bahasa Turki, bermakna ”yang akan dibekukan atau digumpalkan, untuk
mengentalkan”.
Setidaknya pada 1784, imigran Turki memperkenalkan yogurt ke Amerika.
Tapi popularitas yogurt dimulai pada akhir 1930-an dan 1940a-n ketika
Columbo dan Danone (kemudian menjadi Dannon) memulai bisnis yogurt.
Isaac Carasso, imigran Yunani di Spanyol, salah satu yang menjadikan
yogurt sebagai produk industri. Pada 1919, dia merintis bisnis
kecil-kecilan di Barcelona. Lewat perusahaan Danone (“Daniel kecil”),
usahanya berkembang pesat. Tujuh tahun kemudian dia mendirikan pabrik
lain di Paris, Prancis. Anak Isaac, Daniel Carasso, mengambil-alih
kendali perusahaan ketika ayahnya meninggal pada 1940.
Ketika Mei 1940 Jerman menduduki Prancis, Nazi menyita pabrik Danone.
Daniel mengungsi ke New York dan membeli Oxy-Gala, perusahaan yogurt di
Bronx, dan mengganti namanya jadi Danone –lalu Dannon, khusus untuk AS.
Meski merangkak, Dannon terus maju. Mereka juga melakukan sejumlah
inovasi. Pada 1947, Dannon memperkenalkan yogurt dengan tambahan selai
dan rasa buah agar lebih menarik bagi selera Amerika. Di Amerika, Dannon
harus bersaing dengan produsen serupa yang sudah hadir duluan. Para
imigran Turki sudah memperkenalkan yogurt ke daratan Amerika pada akhir
abad ke-18.
Reputasinya sebagai makanan kesehatan membuat yogurt populer di sana.
Pada penghujung 1950-an, Dannon sebagai penguasa pasar berhasil
menjualnya hampir senilai tiga juta dolar per tahun. Belum lagi
merek-merek lain dan produk yang diproduksi di bisnis susu di AS yang
tumbuh paling cepat dalam dekade terakhir. Namun, itu masih belum
apa-apa bila dibandingkan dengan Eropa.
“Konsumsi per kapita kita sangat kecil dibandingkan dengan orang Eropa.
Pada 1980, orang Amerika rata-rata hanya sanggup menghabiskan 2,6 pound
(sekitar 5 cangkir), sedangkan rata-rata orang Prancis 40 cangkir, orang
Belanda 60 cangkir, dan Swiss 300,” lanjut New York Magazine.
Orang Eropa merupakan konsumen yogurt terbesar. Mereka pula yang
kemungkinan besar membawa masuk yogurt ke Hindia Belanda. Di situsweb
salah satu produsen yogurt nasional, Cimory, tertulis bahwa sapi-sapi di
peternakan itu, yang diambil susunya, kali pertama dibawa dari Belanda.
Kelebihan sapi Belanda: tinggi kalsium. Di Bandung, kafe Cisangkuy yang
berdiri sejak 1969 dikenal sebagai penyedia aneka yogurt.
Kini, yogurt diproduksi dalam beragam bentuk, metode pembuatan, cita
rasa, kandungan lemak, dan proses pascafermentasi. Silakan Anda pilih.