Senin, 28 November 2011

umbi ganyong...

Ganyong (Canna discolor L. syn. C. edulis, suku kana-kanaan atau Cannaceae) adalah sejenis tumbuhan penghasil umbi yang cukup populer namun kelestariannya semakin terancam karena tidak banyak orang yang menanam dan mengonsumsinya. Umbi ganyong mengandung pati, meskipun tidak sebanyak ubi jalar. Umbi yang dewasa dapat dimakan dengan mengolahnya lebih dulu atau untuk diambil patinya. Sisa umbinya yang tertinggal setelah diambil patinya dapat digunakan sebagai kompos. Sementara pucuk dan tangkai daun muda dipakai untuk pakan ternak. Bunga daunnya yang cukup indah dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Kita mengenal Ganyong dengan banyak nama daerah. Ada yang menyebut sebagai “buah tasbih”, “ubi pikul”, “ganyal”, “ganyol”, atau pun “sinetra”. Sedangkan nama asingnya quennsland arrowroot. Sementara ini, sekurangnya ada dua provinsi sebagai sentral Ganyong, yakni Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo, dan Purworejo), dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang).
Pemanenan Ganyong bergantung tujuan penggunaannya. Bila untuk umbi rebus yang langsung dimakan, maka petiklah Ganyong muda berumur 6-8 bulan. Sebaliknya, jika akan digunakan untuk pembuatan produk pati atau tepung bisa dipanen tua (15-18 bulan)
Di tengah kondisi ekonomi yang semakin terpuruk menjadi faktor kemampuan daya beli masyarakat menjadi turun, sudah seyogyanyalah masyarakat menggalakkan kembali pemanfaatan sumber pangan lokal yang justru lebih murah, mudah dijangkau dengan kandungan gizi yang tidak kalah baiknya.

Ganyong  cukup  berpotensi  sebagai  sumber hidrat arang. Data Direktorat Gizi Depkes RI menyebutkan
bahwa kandungan gizi Ganyong tiap 100 gram secara lengkap terdiri dari kalori 95,00 kal; protein 1,00 g; lemak 0,11 g; karbohidrat 22,60 g; kalsium 21,00 g; fosfor 70,00 g; zat besi 1,90 mg; vitamin B1 0,10 mg; vitamin C 10,00 mg; air 75,00 g.

Umbi yang dewasa dapat dimakan dengan mengolahnya lebih dulu atau untuk diambil patinya. Sisa umbinya 
yang tertinggal setelah diambil patinya dapat digunakan sebagai kompos. Sementara pucuk dan tangkai daun muda dipakai untuk pakan ternak. Bunga daunnya yang cukup indah dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Kita mengenal Ganyong dengan banyak nama daerah. Ada yang menyebut sebagai “buah tasbih”, “ubi 
pikul”, “ganyal”, “ganyol”, atau pun “sinetra”. Sedangkan nama asingnya quennsland arrowroot. Sementara ini, sekurangnya ada dua provinsi sebagai sentral Ganyong, yakni Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo, dan Purworejo), dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang).

Lalu, Ganyong itu sebetulnya untuk apa? Biasanya dikonsumsi sebagai camilan. Ganyong direbus, lalu 
dimakan. Rasanya pulen kemanis-manisan dan bergizi cukup tinggi, terutama kandungan karbohidratnya.

Menurut produsen keripik ganyong dan tepung ganyong, pada dasarnya untuk pemasarannya tidak masalah.
Barangkali karena tingkat persaingan belum tajam, sedangkan pertumbuhan konsumsinya terus bertahan. Malahan tak menutup kemungkinan, produk olahan Ganyong tersebut bisa diekspor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar